BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar merupakan usaha sadar seseorang
untuk menambah ilmu pengetahuannya. Selama ini belajar hanya diartikan saat
seseorang berada pada bangku pendidikan. Dimana siswa duduk dengan tenang dan
guru yang menerangkan materi di depan kelas.
Proses belajar seperti ini, merupakan
komunikasi satu arah yang cenderung membuat siswa akan pasif dan mematikan daya
berfikir anak yang imajinatif serta kreatif. Untuk membangkitkan semangat
belajar anak, disinilah peran penting seorang guru sebagai sumber belajar,
namun tidak hanya sebagai sumber belajar tapi sebagai fasilitator dan motivator
bagi peserta didik.
Untuk mewujudkan itu semua, diperlukanlah
model-model pembelajaran yang efektif dan kreatif, sehingga mampu membangkitkan
minat serta rasa ingin tahu siswa dalam belajar, khususnya dalam pembelajaran
IPS.
Dari sinilah
penggunaan model pembelajaran sangat penting untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Karena model mengajar merupakan sebuah perencanaan pengajaran
yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar
dicapai perubahan spesifik pada perilaku peserta didik seperti yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran?
2. Apa saja model-model pembelajaran IPS MI?
3. Apa saja kriteria model pembelajaran IPS MI?
C. Tujuan
Tujuan
dalam pembuatan makalah Model - Model Pembelajaran IPS
yaitu,
1.
Memahami
pengertian dari model pembelajaran
2.
Mampu menjelaskan model-model pembelajaran IPS MI
3.
Mampu
menjelaskan kriteria model pembelajaran IPS MI
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model memiliki berbagai pengertian, pengertian menurut beberapa ahli diantaranya:
a.
Menurut Adi dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran, model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi
sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
b.
Menurut Mulyani dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran
(Learning Teaching Strategy)Model Mengajar merupakan suatu pola atau rencana
yang dipakai guru dalam mengorganisasikan materi pembelajaran, maupun kegiatan
siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru mengajar didepan kelas
(seperti alur yang diikutinya). Penggunaan model pembelajaran tertentu akan
menghasilkan pencapaian tujuan- tujuan yang telah diprogramkan maupun yang semula tidak diprogramkan.
c.
Menurut Samatowa dalam bukunya yang berjudul Bagaimana
Membelajarkan IPA di SD, model pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu
deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum,
kursus- kursus, desain unit- unit
pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku- buku pelajaran, buku-
buku kerja program multimedia, dan bantuan melalui program komputer.
d.
Menurut Paul D. Eggen, disebutkan bahwa the moddel described as
being potentially large in scope, capable of organizing several lessons or a
unit of study. Artinya, model dijabarkan menjadi potensi yang tidak terbatas
lingkupnya, yang mana ia mampu mengorganisasikan beberapa pelajaran atau satuan
pembelajaran.
e.
Arends menyatakan the tern teaching model refers to a particular
approach to instruction that includes its goals , syntax , environment, system.
Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajarab tertentu
termasuk tujuan, sintaks, lingkungn, dan sistem pengelolaannya.
Definisi diatas mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan:
a.
Sebagai filosofi yang mendasar sebagai landasan teori dan rincian tahapan dari
teknik pembelajaran.
b.
Sebuah filosofi yang mendikte pendekatan- pendekatan dan metode-
metode dan biasanya disajikan dalam satju paket.
c.
Sebuah penjelasan dari gaya mengajar dan ditunjukkan oleh praktik
pengajaran, yang mana menjelaskan bagaimana siswa- siswa tersebut dibelajarkan.
Berdasarkan
beberapa pendapat ahli di atas, bahwa sesuatu dapat dijadikan model
pembelajaran, jika mengandung unsur-unsur penting, diantaranya:
a.
Memiliki nama
b.
Merupakan landasan filosofis pelaksanaan pembelajaran
c.
Melandaskan pada teori belajar dan teori pembelajaran
d.
Mrmpunyai tujuan/ maksud tertentu
e.
Mrmiliki polah langkah kegiatan
belajar mengajar (sintaks) yang jelas
f.
Mengandung komponen- komponen, seperti guru, siswa, interaksi guru
dan siswa, dan alat untuk menyampaikan model.
Model pembelajaran IPS mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode atau prosedur pembelajaran pada umumnya. Keempat cirri
tersebut adalah :
a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh
para pencipta atau pengembangnya
b. Landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana peserta didik belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai
Berdasarkan ciri-ciri di atas, model-model pembelajaran terbentuk
melalui kombinasi dari berbagai komponen yang meliputi:
a. Fokus
Fokus merupakan aspek sentral sebuah model.
Fokus dari sebuah sistem merujuk pada kerangka acuan yang mendasari
pengembangan sebuah model. Tujuan-tujuan pengajaran dan aspek-aspek lingkungan
pada dasarnya membentuk fokus dari model. Tujuan apa yang hendak dicapai
merupakan bagian dari model pada umumnya.
b. Sintaks
Sintaks atau tahapan dari model mengandung
uraian tentang model dalam tindakan. Sebagai contoh misalnya adalah
kegiatan-kegiatan yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan yang jelas dari
keseluruhan program yang melambangkan lingkungan pendidikan dari setiap model.
Ini merupakan susunan dari keseluruhan program mengajar.
c. Sistem sosial
Mengajar pada dasarnya adalah menggambarkan
hubungan antara guru dengan peserta didik dalam satu system. Oleh sebab itu
elemen ketiga dari model mengajar mengarah pada dua bagian yaitu peranan guru
dan peserta didik, khususnya hubungan hirarkis atau hubungan kewenangan, serta
norma-norma atau perilaku peserta didik yang dianggap baik. Dengan demikian
maka system social merupakan bagian penting dari setiap model. Mempelajari
sesuatu ditentukan oleh jenis hubungan yang tersusun selama proses mengajar
d. Sistem pendukung
Aspek yang terpenting dan utama dari suatu
model adalah elemen pendukung yang tujuannya adalah memberikan kemudahan kepada
guru dan peserta didik bagi berhasilnya dengan baik penerapan strategi
mengajar.
Dengan demikian model mengajar adalah sebuah perencanaan pengajaran yang
menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai
perubahan spesifik pada perilaku peserta didik seperti yang diharapkan. Model
akan mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran dalam membantu peserta didik
mencapai berbagai tujuan.
B.
Model – Model Pembelajaran IPS
Model pembelajaran IPS memiliki
karakteristik tersendiri yakni menekankan hubungan individu dengan orang lain
atau masyarakat, sehingga model dalam kategori ini lebih terfokus pada
peningkatan kemampuan pendekatan individu dalam berhubungan dengan orang lain,
terlibat dalam proses demokratis, bekerja sama secara produktif . Model-model
pembelajaran yang dimasukkan dalam kategori model pembelajarn IPS adalah :
a. Model Pencapaian Konsep
Model inidikembangkan oleh Jerome S Bruner, Jacqueline Goodrow dan
George Austin (1967) berdasarkan hasil studynya mengenai berfikir manusia.
Model ini di dasarkan pada penekanan bahwa lingkungan penuh dengan hal-hal yang
berbeda dan mustahil dapat menyesuaikan diri dengannya jika manusia tidak
dilengkapi dengan kemampuan untuk membedakan dan mengelompokkkan segala sesuatu
itu kedalam kelompok-kelompok.
Dengan metode yang sesuai dengan perkembangan intelektual anak,
kepadanya dapat di ajarkan konsep-konsep seperti “ set theory “ atau teori set
dalam matematika, “ fungsi”, prinsip bahwa keseluruhan tetap kuantitasnya
walaupun dibagi dalam beberapa bagian dan bahwa bagian-bagian dapat dikumpulkan
kembali menjadi keseluruhan.
Sebagai contoh : konsep “ Gunung” dalam Geografi, Konsep
“Perubahan” dalam sejarah, konsep”uang” Ekonomi dan lain sebagainya.
b. Model Berpikir Induktif atau Inductive
Thinking
Model ini dikembangkan oleh Hilda Taba (1966) dengan tujuan untuk
mendorong para pelajar menemukan dan menorganisasikan informasi, menciptakan
nama suatu konsep, dan menjajaki berbagai cara yang dapat menjadikan para
peserta didik lebih terampil dalam bersikap dan mengorganisasikan
informasi,dalam melakukan hipotesis yang melukiskan hubungan antar berbagai
data.
c. Model Penelitian atau Inquiry Training
Model inkuiri adalah salah satu model
pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir
reflektif kritis, dan kreatif. Inkuiri adalah salah satu model pembelajaran
yang dipandang modern yang dapat dipergunakan pada berbagai jenjang pendidikan,
mulai tingkat pendidikan dasar hingga menengah. Pelaksanaan inkuiri di dalam
pembelajaran Pengetahuan Sosial dirasionalisasi pada pandangan dasar bahwa
dalam model pembelajaran tersebut, siswa didorong untuk mencari dan mendapatkan
informasi melalui kegiatan belajar mandiri. Model inkuiri pada hakekatnya
merupakan penerapan metode ilmiah khususnya di lapangan Sains, namun dapat
dilakukan terhadap berbagai pemecahan problem sosial. Savage Amstrong
mengemukakan bahwa model tersebut secara luas dapat digunakan dalam proses
pembelajaran Social Studies (Savage and Amstrong, 1996). Pengembangan strategi
pembelajaran dengan model inkuiri dipandang sanagt sesuai dengan karakteristik
materil pendidikan Pengetahuan Sosial yang bertujuan mengembangkan
tanggungjawab individu dan kemampuan berpartisipasi aktif baik sebagai anggota
masyarakat dan warganegara.
d. Model Memorisasi atau Memorization
Model ini dikembangkan Pressley dan Levin (1981). Memorisasi adalah
teknik yang digunakan untuk menghafalkan dan mengasimilasikan sesuatu
informasi, guru dapat menggunakan model ini untuk membimbing penyampaian materi
yang bertujuan agar para pelajar dapat dengan mudah menagkap informasi baru.
e. Model Investigasi Kelompok atau Group
Investigation
Model ini dikembangkan oleh Herbert A Thelen (1960) yang bertolak
dari pandangan Jhn Dewey (1917) bahwa
keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi yang di dalamnya peserta didik
berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial. Melalui partisiapsi itu secara
bertahap psreta didik diharapkan belajar bagaimana menerapkan metodi ilmiyah
untuk kesempurnaan masyarakat manusia.
f. Model Bermain Peran atau Role Playing
Penerapan pengajaran berdasarkan pengalaman lainnya ialah bermain
peran. Pada umumnya siswa yang menpunyai usia 9 atau yang lebih tua, menyenagi
penggunaan strategi ini karena berkenaan dengan isu- isu sosial dan kesempatan
komunikasi interpersonal didalam kelas. Di dalam bermain, peran guru menerima
peran noninterpersonal di dalam kelas.
Siswa menerima karakter, perasaan, dan ide- ide orang lain dalam suatu
situasi yang khusus.
Ada beberapa keuntungan penggunaan pendekatan instruksional ini di
dalam kelas, yaitu pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat
bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa kekhawatiran mendapat
sanksi. Mereka dapat pula mengurangi dan mendiskusikan isu- isu yang bersifat manusiawi
dan pribadi tanpa ada kecemasan. Bermain peran kemungkinan para siswa
mengidentifikasi situasi- situasi dunia nyata dan dengan ide- ide orang lain.
Identifikasi tersebut mungkin cara untuk mengubah perilaku dan sikap
sebagaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan cara ini, anak- anak
dilengkapi dengan cara yang aman untuk meneliti dan mempertunjukkan masalah-
masalah diantara kelompok/ individu- individu.
g. Model Penelaahan Yurisprudensi
Model ini dikembangkan oleh Pressley dan Levin (1981). Model ini
merupakan model yang melibatkan intelektual yang relatif lebih rumi. Dasar dari
model ini adalah proses kesepakatan sosial atau “ Social Negotation”. Model ini
menuntut para psreta didik untuk menguji dirinya sendiri, perilaku kelompok,
dan proses sosial yang lebih besar.
h. Model Inkuiri Sosial
Model ini dikembangkan oleh Byron Massialas dan Cox (1966), atas
dasar kerangak konseptual yang sama dengan penelitian ilmiyah yang diterapkan
dalam bidang ilmu-ilmu alamiyah dan model penelitian sosial dalam bidang
ilmu-ilmu sosial. Model yang lebih spesifik dikembangkan dengan menggunakan
metode-metode keilmuan antropologi, sejarah,geografi, psikologo sosial,dan
sosiologi. Model ini telah dimanfaatkan pada tingkat sekolah dan perguruan
tinggi.
C.
Kriteria Model Pembelajaran IPS
Karakteristik peserta didik MI dalam
pembelajaran IPS didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik bukan hanya menjadi
sasaran yang harus menerima materi IPS yang diajarkan, melainkan mereka harus
diperlakukan sebagai subjek yang menjalani proses belajar IPS secara aktif.
Oleh karena itu, hal-hal yang berkenaan dengan hakekat dirinya harus
diperhatikan secara sungguh-sungguh. Diantaranya :
a. Kondisi dan perkembangan mentalnya harus
menjadi acuan dalam menentukan model penyajian yang paling serasi
b. Kesadaran mentalnya, seperti minat,
dorongan mengetahui kenyataannya, dan dorongan menemukan sendiri gejala-gejala
kehidupan harus ditumbuh kembangkan dengan model pembelajaran yang menarik dan
bermakna
c. Potensi yang dimilikinya, seperti sikap
mentalnya, daya rasional dan emosional, serta ketrampilan yang akan
dikembangkan melalui pembelajaran IPS dibina ke arah kematangan dan kedewasaan.
Unsur Model
dan Strategi Pembelajaran yang Efektif Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya
Kurikulum dan Pembelajaran, mengemukakan unsur – unsur pembelajaran yang
efektif sebagai berikut :
a. Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru
a) Motivasi pembelajaran peserta didik
b) Kondisi guru siap membelajarkan peserta didik
b. Unsur pembelajaran kongruen dengan unsur belajar
a) Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak
guru serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya
pembelajaran.
b) Sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat
pada buku pelajaran, pribadi guru, dan sumber masyarakat.
c) Pengadaan alat-alat Bantu belajar dilakukan oleh guru,
peserta didik sendiri, dan bantuan orangtua.
d) Menjamin dan membina suasana belajar yang efektif
e) Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap
perlu diberikan binaan.
Selain uraian diatas, terdapat beberapa kriteria
model pembelajaran IPS di MI yang di dasarkan pada tujuan pembelajaran IPS pada
jenjang MI dan karakteristik peserta didik MI sebagaimana yang ditulis pada
makalah Managing Basic Educational (2006); Departemen Pendidikan Nasional
(2003). Adapun kriteria yang dimaksud adalah:
a. Model yang akan diterapkan sedapat mungkin
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, seperti kenampakan alam,
koperasi, kantor kepala desa, informasi kependudukan
b. Dalam penerapan model harus di dampingi
narasumber, mengingat kondisi dan perkembangan mental peserta didik MI yang
masih terbatas pada hal-hal yang bersifat konkrit, berbeda dengan peserta didik
pada jenjang yang lebih tinggi
c. Model yang akan diterapkan sedapat mungkin
menjadikan peristiwa-peristiwa sosial yang baru menjadi focus pembelajaran yang
dikaitkan dengan materi IPS yang akan diajarkan
d. Model yang diterapkan memungkinkan peserta
didik menentukan konsep, prinsip dan tehnik interaksi dengan lingkungan
e. Model yang diterapkan memiliki relevansi
dengan kehidupan peserta didik sehari-hari
f. Model yang diterapkan memberikan rasa aman
dan senang kepada peserta didik hingga dapat belajar dengan betah dan dapat
merangsang berfikir kreatif
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
:
Dengan demikian model mengajar adalah
sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada
proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku peserta
didik seperti yang diharapkan. Model akan mengarahkan guru untuk mendesain
pembelajaran dalam membantu peserta didik mencapai berbagai tujuan.
Model-model pembelajaran yang dimasukkan
dalam kategori model pembelajarn IPS adalah :
a. Model Pencapaian Konsep
b. Model Berpikir Induktif atau Inductive
Thinking
c. Model Penelitian atau Inquiry Training
d. Model Memorisasi atau Memorization
e. Model Investigasi Kelompok atau Group
Investigation
f. Model Bermain Peran atau Role Playing
g. Model Penelaahan Yurisprudensi
h. Model Inkuiri Sosial
Jadi,
pembelajaran IPS pada MI lebih difokuskan pada lingkungan, sehingga peserta didik bukan hanya menjadi sasaran
yang harus menerima materi IPS yang diajarkan, melainkan mereka harus
diperlakukan sebagai subjek yang menjalani proses belajar IPS secara aktif.
DAFTAR
PUSTAKA
Suprihatiningrum Jamil. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz
Media.
Nasution, S.
1992. Berbagai Pendekatan Dalam Proses
Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar .
Jakarta: Bumi Aksara. 2001.
Jamil Suprihatiningrum, Strategi
Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2012) Hal. 142